Powered By Blogger

Selasa, 14 Desember 2010

Staf Presiden: Laporan Greenpeace Tidak Akurat

Jakarta (ANTARA News) - Staf khusus Presiden bidang lingkungan Agus Purnomo mengatakan ada ketidakakuratan data pada laporan lembaga swadaya masyarakat Greenpeace di Indonesia.

"Ketidakakuratan data tersebut mengenai luas kerusakan hutan yang akan dikonversi untuk industri serta dana internasional perubahan iklim yang diterima Indonesia bakal dikorupsi," kata Agus Purnomo pada diskusi "Menguak Dusta Greenpeace di Indonesia" di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis.

Menurut dia, pada laporan Greenpeace menyebutkan akan terjadi kerusakan hutan mencapai 63 juta hektar hingga 2030 untuk pengembangan industri pulp dan paper, palm oil, pertambangan, dan energi terbarukan.

Data luas kerusakan hutan di Indonesia pada laporan Greenpeace, menurut Agus, angkanya terlalu besar sehingga dipertanyakan darimana sumbernya.

Setelah ditelusuri melalui kementerian terkait, kata dia, ternyata angkanya tidak sebesar itu.

"Greenpeace membuat laporan dengan data kerusakan hutan yang sangat besar mungkin untuk menakut-nakuti masyarakat Indonesia," katanya.

Agus menjelaskan, dari penelitian Kementerian Kehutanan menyimpulkan, kerusakan hutan karena konversi hingga 2030 hanya sebesar 24 juta hektare atau hanya sekitar 35 persen dari besaran yang dilaporkan Greenpeace.

Dari 24 juta hektare tersebut, menurut dia, dimanfaatkan untuk hutan tanaman industri, hutan tanaman rakyat, pembangunan industri perkebunan, seperti kelapa sawit dan perkebunan untuk energi terbarukan, seperti pohon jarak.

"Pemanfaatan 24 juta hektar hutan tersebut juga berasal dari sekitar 35,4 juta hektare lahan kritis bukan dari hutan produktif," katanya.

Agus Purnomo juga menilai kebohongan yang dilakukan Greenpeace dalam laporannya, yakni menyebut dana internasional untuk penurunan emisi karbon di Indonesia senilai satu miliar dolar Amerika Serikat akan dikorupsi.

Menurut dia, dana internasional baru akan cair setelah terbukti ada penurunan emisi karbon dari yang dinikmati internasional.

"Saat ini dana tersebut belum cair jadi mana mungkin akan dikorupsi," katanya.

Pada kesempatan tersebut, Agus Purnomo juga memuji buki berjudul "Menguak Dusta Greenpeace di Indonesia" yang dikumpulkan dari berita dan opini di media massa.

Penulis buku "Menguak Dusta Greenpeace di Indonesia", Syarif Hidayatullah, mengatakan, dari studi pustaka yang dilakukannya terhadap berita maupun opini di media massa dirinya mensinyalir gerakan kampanye lingkungan yang dilakukan Greenpeace tidak independen.

"Saya menduga ada pengusaha yang mensponsori laporan Greenpeace," katanya.
(T.R024/P003)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Keindahan Wisata Senaru dan Bayan

Senaru yang berarti sinar aru merupakan sebuah nama desa yang terletak di Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara. Desa yang terletak di kaki rinjani ini memiliki kelebihan bila dibadingkan dengan desa-desa lainnya di KLU. Karena disamping sebagai pintu gerbang pendakian ke Rinjani, juga memiliki beberapa obyek wisata yang indah dan menawan.Tidak heran, bila banyak para wisatawan mancanegara maupun lokal yang datang berkunjung menikmati keindahan desa Senaru. Karena selain dapat menikmati wisata air terjun Sindang Gila dan Tiu Kelep, juga para pengunjung dapat berwisata di rumah adat senaru sambil menikmati kebun kopi yang hijau ranau milik warga setempat.

Bagi pengunjung yang ingin berkeliling ke beberapa obyek wisata alam dan wisata budaya, dapat menggunakan jasa para guide yang tegabung dalam kelompok “Panorama Work”, yang setiap saat siap mengantar para pengunjung. Dengan mengeluarkan biaya sekitar Rp. 200.000,- per orang, pengunjungpun akan diantar ke beberapa tempat wisata, seperti rumah adat Senaru, Air Terjun Tiu Kelep, menikmati pemandangan Bangket Bayan, Masjid Kuno Bayan dan rumah adat tradisional Desa Karang Bajo.

Di Balai adat Senaru, wisatawan dapat melihat rumah yang cukup unik, yang lantainya dari tanah liat dengan pagar bedek dan atap daun rumbia yang cukup sejuk karena dikelilingi pohon kayu besar yang rindang. Masyarakat adatpun akan menyambut setiap pengunjung dengan ramah. Dan dari tempat ini, jika mata mengarah ke luar, akan tampak pohon-pohon kopi milik warga.

Jika sudah puas menikmati keunikan rumah adat, para guidepun akan mengantar ke Air Terjun Sindang Gila. Di tempat ini dapat disaksikan butiran-butiran air terjun laksana embun di pagi hari. Sebagian masyarakat meyakini bahwa air terjun ini dapat mengobati pegal-pegal linu atau penyakit reumatik. Wallhu’alam.

Dan obyek wisata yang dimiliki Desa Senaru yang tidak kalah menariknya adalah Air Terjun Tiu Kelep yang terletak sekitar satu kilo meter dari Air Terjun Sindang Gila. Air Terjun ini memiliki kolam renang yang alami. Dan bila pengunjung mandi, konon bisa awet muda dan enteng jodoh bagi pemuda atau pemudi yang sulit mendapat pasangan hidup.

Bila merasa sudah puas menikmati keindahan alam dan air terjun, para guide pun akan mengantar wisatawan ke Bangket Bayan yang membentang luas dan berdekatan dengan hutan adat. Dari Bangket Bayan ini jika mengarahkan pandangan ke selatan akan tampak laut lepas berwarna keputih-putihan.

Tentu perjalanan para pengunjung tidak akan lengkap rasanya, sebelum mendatangi masjid Kuno Bayan yang dibangun ratusan tahun silam. Masjid yang berdiri di sebuah bukit kecil ini dikelilingi beberapa kuncup makam para penyebar agama Islam di Bayan. Keunikan masjid kuno ini, disamping atapnya terbuat dari santek ( bambu) juga lantai masjidnya masih tetap seperti dahulu kala yakni dari tanah liat, tanpa tersentuh semen sedikitpun.

Dan sekitar 200 meter dari tempat ini, pengunjung dapat menikmati rumah unik yang dikenal dengan sebutan rumah adat tradisional gubug Karang Bajo. Rumah inipun ditempati oleh para toak lokak (tetua), pemangku, dan para tokoh adat setempat.

Menurut Ismail, salah seorang guide mengakui, keindahan wisata alam dan budaya yang dimiliki Senaru dan Bayan, tidak bisa dirangkai dengan kata-kata, dan setiap pengunjung yang diantarnya mengaku puas menikmati keindahan obyek wisata yang dimiliki Lombok Utara ini.